aku rindu menulis untuk diriku sendiri.

jadi begini. pagi ini lumayan bebas bagiku untuk berekspresi, maksudku, bisa lumayan bebas untuk melakukan apapun yang aku mau. tidak ada kuliah, dan ternyata untuk hari-hari ke depan sudah diberi sebutan "minggu tenang" which means, i'm counting days to my final exam this semester. Ujian Agak Serius.

jangan bicara tentang ujian, karena sekarang aku lagi nggak belajar. singkat cerita aku iseng menghidupkan laptopku. awalnya hanya ingin memindahkan lagu baru Kodaline yaitu Honest (yeay!) yang kemarin aku download ke handphone. kemudian iseng lebih dalam lagi, aku tiba tiba pengen denger cover-cover aku yang lama. pembongkaran pun berlanjut.

pembongkaran kali ini sebenernya sangat menyesakkan dada, kalau bahasa gaulnya "nyeseqh!". tidak, itu tidak gaul. entahlah, sangat sangat 'nyesek' (aku nggak bisa nemuin kata lain selain ini. thesaurus mana thesaurus) rasanya. rindu. banget. rinduuu banget. sama kegiatan aku yang satu ini. aku sangat rindu bernyanyi untukku sendiri. aku masih ingat bagaimana rona-ronanya. kondisi-kondisi seperti apa yang aku manfaatkan untuk ngecover lagu. kebiasaan ini aku lakuin di rumah lamaku di Pekanbaru. sebelum pindah ke daerah Simpang Tiga, rumahku di daerah Parit Indah, dan rumah itu sangat kondusif untuk jadi studio dadakan. bertempat di kawasan perumahan sepi penghuni, termasuk rumahku yang biasanya memang hanya aku yang berada di dalamnya. aku ingat sekali. mungkin hari-hari Jumat, atau Sabtu, atau hari apapun yang mengizinkanku pulang sebelum sore, aku akan masuk ke kamarku. rumah kosong. begitu juga dengan rumah-rumah tetanggaku. aku adalah orang yang menikmati kekosongan rumah lebih dari apapun. pulang sekolah, masuk ke kamar, menekan remote pendingin ruangan, dan menghidupkan laptop. berbekal segelas air putih, laptop vaio E series, adobe audition dan audacity, aku memulai project ku. ohiya, tidak lupa blackberry 9320 yang aku gunakan untuk mencari lirik lagu, dan koneksi internet alakadarnya dari modem smartfren yang paling murah di kawanannya untuk download minus one. aku akan bernyanyi di depan laptopku. mengambil posisi ternyaman yaitu berdiri. and...i have my own stage.




 aku akan bernyanyi seperti orang kerasukan Adele. profesional, berkualitas, berintegritas. dan aku tidak pernah setengah-setengah saat mengulik pekerjaanku. aku bisa take vocal puluhan kali sampai akhirnya aku lelah puas dengan hasilnya. mixing, mixing, mixing, mixing. setengah hari aku habiskan hanya untuk mengulik suaraku yang biasa biasa saja. aku tidak mengacuhkan waktu yang berlalu. pernah suatu ketika ibuku memarahiku karena diluar kamarku, ruang tamu dapur dan segalanya dalam keadaan gelap gulita karena aku lupa mematikan lampu. sudah malam rupanya. ibuku tidak mengerti, kalau apa yang ku lakukan di kamar bukanlah sekedar hura-hura, melainkan aku mengerjakan tugas besar dari klien besar, yaitu aku sendiri.

tidak lupa setelah mengemas suaraku sedemikian rupa, aku mengunggahnya ke situs soundcloud. aku mencoba mempromosikannya ke beberapa pihak meskipun sebenarnya persetan siapa yang akan mendengar atau tidak. yang penting aku menyukainya. aku adalah pendengar favoritku. cover baruku biasanya akan aku dengar 203 kali sehari sampai akhirnya aku bosan. aku akan mendengarkan cover itu secara seksama. "ah, yang ini fals." "ini kok ternyata kedengeran banget noise nya" "sumpah ini sesak napas" dan sebagainya. aku adalah kritikus paling tajam bagiku. aku akan mengetahui kesalahan-kesalahanku yang terkecil walaupun benda itu sudah tersebar di dunia maya, yang artinya sudah tak bisa aku perbaiki lagi.

aku menikmatinya.

aku adalah pendengar setiaku. sampai sekarang, mungkin hanya aku yang bertahan mendengar suaraku. karena untuk di apresiasi sedemikian rupa oleh orang lain, kamu harus bagus banget atau jelek banget. I don't have that "banget". i'm literally on the normal line. hanya aku yang bisa mengapresiasi kerja kerasku secara pantas. seperti sekarang, aku mendengar lagi cover-cover yang pernah aku selesaikan dan rasanya masih sama. aku masih menikmati suaraku sendiri. se jadul dan se anak-anak apapun suaraku. se alay apapun improvisasiku. aku tertawa kecil, dan masih menikmatinya. 

mengingat-ingat, "ih, waktu bikin cover ini aku..."

tidak hanya cover, hal ini juga berlaku di tulisanku. aku rindu berkutat sangat sangat lama di keyboard laptopku, menulis tentang apapun yang ingin ku tulis. sama seperti membuat cover, untuk menghasilkan sebuah tulisan di blog, jangan harap aku hanya menulis lalu mengeklik "publish". aku menghabiskan waktu lama sekali. mencari gambar, menyusun kata-kata, mencari materi, twist, segalanya. aku menjelma menjadi editor majalah Tempo setiap mengetik artikel di blog. "kok aku ngulang kata 'dan' berkali-kali ya?" "eh, bagian ini kerasa aneh" dan sebagainya. aku juga menghabiskan waktu sama banyaknya dengan aku mengerjakan cover. sekitar setengah hari-an.

padahal posting blog, ya cuma posting blog. cover ya cuma cover.

ngetik, publish. nyanyi, upload.

mungkin bagi sebagian orang, itu yang aku lakukan. tak jarang tiap aku mempromosikan apa yang aku kerjakan, aku dianggap alay, kerjaannya promosiin blog terus, nggak penting. itu dia makanya aku sangat senang menulis untukku sendiri. aku rasa super sia-sia untuk mengharapkan apresiasi yang setimpal dari orang luar. mereka tidak mengerti seberapa penting bagi aku untuk terus menulis, bernyanyi, mengerjakan video dan aktivitas-aktivitas lain yang aku lakukan. dan aku juga sadar bahwa tulisanku bukan tulisan yang sangat bagus, suaraku juga tidak terlalu bagus apalagi pekerjaanku di desain grafis dan visual adalah kemampuanku dibawah keduanya. I know that I'm stuck in the state of "above the regular below the pros". orang-orang diluar sana tidak terlalu menghargai sesuatu yang biasa biasa saja. and I'm the biasa biasa saja.

and I'm proud of it.

sampai sekarang aku masih suka membuka posting-posting blog ku yang lama. karya yang paling baik yang aku lakukan adalah menulis puisi. puisi-puisiku adalah puisi yang paling aku sukai dan tak pernah bosan kubaca ulang. aku menulis untuk diriku sendiri. aku tidak pernah mengecewakan aku. aku menghargai aku, dan itu yang paling penting.

walaupun tak aku pungkiri aku sangat mengharapkan feedback yang baik dari luar sana. tak aku pungkiri aku masih merasa sakit hati dengan orang-orang yang menyepelekan pekerjaanku dan tidak mengerti betapa pentingnya ini semua bagi aku. tapi tidak, aku juga tidak memaksa mereka untuk mengerti. karena aku punya aku. aku sebagai klienku, pembacaku, pendengarku, kritikusku, dan segala peran yang aku butuhkan dari luar.

aku rindu masa-masa itu. aku rindu menulis untuk diriku sendiri. aku rindu bernyanyi untuk diriku sendiri. semenjak aku mempunyai adik, dan pindah rumah, aku sudah tidak memiliki kebebasan untuk "Me Time" seperti dulu. waktuku sudah terisi dengan segala kesibukan lain. belum lagi sekarang aku sudah tidak tinggal di Pekanbaru lagi. aku sekarang hidup di Yogyakarta, untuk setahun pertama aku harus tinggal di sebuah asrama dan memiliki teman sekamar. tanpa bermaksud merasa terkungkung, aku memang sudah sangat jarang memiliki waktu untuk diriku sendiri. belum lagi kesibukan di luar sudah super padat dan aku pulang ke asrama hanya untuk numpang makan dan tidur. mungkin sekarang aku sudah diberi beberapa kesempatan untuk memegang microphone dan bernyanyi diatas panggung, namun aku bernyanyi untuk orang-orang yang ada di depanku. aku sendiri curiga mereka merasa suaraku tidak ada bagus-bagusnya.

aku lebih menikmati melakukan segala hal untuk diriku sendiri.

termasuk tulisan ini. ini adalah tulisan untuk diriku sendiri.

terimakasih Fani, sudah menulis.
terimakasih Fani, sudah membaca.

13 Desember 2014, 12.10 PM
tanpa terkesan untuk menghamba demi sebuah penghargaan,
tanpa terkesan untuk sebuah narsisisme,
hanya sekedar melepaskan isi hati.

akan menulis lagi kapan-kapan, untuk aku dan teman teman,
Faroh Nur Alfani.

Popular posts from this blog

music is in you, isn't it?

Interpretasi puisi : Aku Ingin, karya Sapardi Djoko Damono

Ibu yang Tidak Ideal